Mengatur keuangan pribadi bukan hanya soal mencatat pengeluaran, tapi juga memastikan bahwa kondisi finansial kita berada di jalur yang sehat dan berkelanjutan. Tapi, bagaimana kita tahu apakah keuangan kita sehat? Synthesis Development merangkum 7 indikator utama yang bisa kamu gunakan untuk mengukur kesehatan finansialmu:
Indikator keuangan sehat bisa dilihat apakah kita sudah menyiapkan dana darurat. Dana darurat adalah tabungan khusus yang bisa digunakan saat terjadi kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kerusakan rumah. Idealnya untuk kamu yang berstatus belum menikah yaitu 3–6 bulan pengeluaran bulanan. Buat kamu yang sudah menikah/berkeluarga: 6–12 bulan pengeluaran bulanan. Kalau kamu belum punya dana darurat, ini prioritas pertama yang perlu kamu siapkan dan perjuangkan.
Utang yang wajar masih bisa ditoleransi, tapi kalau cicilan melebihi 30% dari penghasilan bulanan, itu bisa jadi tanda bahaya. Rasio ini termasuk cicilan KPR, kredit kendaraan, dan kartu kredit. Mulai sekarang coba cek pengeluaran kamu. Bisa mulai lunasi dulu utang yang sifatnya mendesak supaya rasio utang kamu tidak membengkak.
Prinsip indikator keuangan sehat yang paling dasar yaitu jangan besar pasak daripada tiang. Jika kamu masih sering mengandalkan kartu kredit untuk menutup kebutuhan akhir bulan, itu tanda bahwa pengeluaran harus dievaluasi. Coba kurangi pengeluaran-pengeluaran yang kurang penting atau yang sifatnya tersier, dengan begitu kamu bisa mulai berhemat dan menyisihkan penghasilan untuk tabungan.
Orang dengan keuangan sehat tahu untuk apa mereka menabung dan berinvestasi. Biasanya mereka punya tujuan keuangan yang jelas. Untuk digunakan apa saja keuangan tersebut 1, 5, sampai 10 tahun ke depan. Misalnya saja untuk tujuan jangka pendek seperti budget untuk liburan, upgrade gadget, atau dana menikah. Untuk tujuan jangka panjang seperti persiapan dana pensiun, investasi beli rumah, dan dana pendidikan anak. Tujuan yang jelas bikin kamu lebih disiplin dan fokus berinvestasi.
Menabung saja tidak cukup, kamu juga perlu mengembangkan uangmu melalui investasi. Keuangan sehat berarti kamu sudah mulai berinvestasi, baik di reksa dana, saham, obligasi, maupun properti. Tentunya dengan strategi yang sesuai dengan profil risikomu.
Asuransi adalah bentuk perlindungan finansial. Minimal kamu punya BPJS Kesehatan, Asuransi jiwa (jika sudah berkeluarga), Asuransi kesehatan tambahan (jika perlu). Dengan asuransi, kamu tidak perlu “mengorbankan” tabungan atau investasi ketika terjadi musibah.
Keuangan sehat adalah hasil dari kebiasaan sadar. Orang yang finansialnya stabil biasanya rutin mengecek Arus kas bulanan, Nilai aset dan liabilitas, dan Progres tujuan keuangan. Evaluasi ini bisa dilakukan setiap bulan atau minimal setiap kuartal.
Keuangan sehat itu bukan tentang seberapa besar penghasilanmu, tapi seberapa bijak kamu mengelolanya. Kalau kamu sudah memenuhi sebagian besar dari 7 indikator keuangan sehat di atas, selamat! Kamu berada di jalur yang tepat. Kalau belum, tidak masalah, yang penting kamu sadar dan mulai bergerak dari sekarang.
Membeli rumah dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah langkah besar yang sering kali menjadi jalan…
Mau beli rumah? Kalau lagi lihat brosur rumah atau ngobrol sama marketing properti, sering banget…
Kalau lagi mau beli rumah atau apartemen, pasti sering dengar istilah pembayaran yang terdengar resmi…
Hidup nyaman bukan hanya tentang memiliki rumah yang indah, tetapi juga bagaimana sebuah kawasan menghadirkan…
Setelah sukses mengembangkan berbagai proyek properti berskala nasional, Synthesis Development kembali menghadirkan karya terbarunya, yaitu…
Mencari hunian modern dengan desain mewah sekaligus fungsional? Tipe Mattlig dari Synthesis Huis bisa dijadikan…